Jumat, 30 September 2016

berjiwa besar

Ciri-Ciri Orang yang Berjiwa Wirausaha

     Dalam memulai suatu usaha, umumnya setiap usaha mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti, thinking outbox atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternative solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan membantu Anda untuk menyesuaikan produk-produk Anda agar diterima oleh pasar dan melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda.

     Kepemimpinan sangat penting di masa krisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha Anda percaya bahwa Anda tidak panic, menjadi tempat last resort, solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses pembuatan keputusan akan membantu Anda dalam mencari alternatif solusi dan organisasi Anda. Pemahaman atas aspek ini sengatlah penting dalam perkembangan usaha Anda.

     Selain faktor kepemimpinan di atas, juga diperlukan adabya kepemilikan ciri-ciri seorang wirausahawan sebagai berikut.

     1. Optimistis
          Ciri utama yang dimiliki seorang dengan jiwa wirausaha sikap optimis. Walaupun sukses belum tentu terlihat tapi mereka optimis bahwa sukses dapat mereka raih dengan ketekunan dan kerja keras. Optimism ini jugalah yang membuat mereka mampu bertahan dalam menghadapi berbagai kegagalan atau pu hambatan dalam jalan mereka menuju sukses.

     2. Keberanian Mengambil Resiko
          Ciri utama yang paling menonjol adalah keberanian mengambil risiko untuk memulai usaha sendiri. Tanpa keberanian ini, tak ada usaha yang bias terbentuk. Namun, tentu saja keberanian ini bukanlah keberanian yang membabi buta, melainkan keberanian yang disetai dengan perhitungan yang matang sebelum sebuah keputusan yang mengandung risiko diambil.
Contoh tindakan yang mereka ambil antara lain adalah keberanian meninggalkan kampong halaman atau pekerjaan lama mereka yang sudah memberikan banyak keanyamanan untuk mengejar kesempatan yang lebih besar untuk maju.

     3. Semangat
          Wirausaha adalah seorang yang memiliki semangat juang yang tinggi. Mereka pantang menyerah pada masalah, pantang mundur pada kesulitan, dan pantang putus asa pada hambatan yang menghadang usaha mereka.
Jika mereka tidak bias menembus badai masalah, mereka akan terus maju dan mencari jalan memutar atau jalan alternatif. Semangat ini juga mendorong mereka untuk tekun sampai tujuan mereka tercapai.

     4. Integritas
           Satu lagi ciri utama seorang wirausaha adalah integritas. Sikap inilah yang membuat mereka dipercaya banyak orang, sehingga bisnis yang mereka jalani dapat berjalan. Orang lain percaya bahwa apa yang mereka tawarkan adalah kepentingan targer konsumen atau mereka yang menjadi target layanan wirausaha. Dengan demikian lebih mudah lagi para wirausaha dengan integritas untuk menjalin kerjasama dengan banyak orang dan untuk memenangkan hati para konsumen sehingga pelanggan menjadi lebih loyal.

     5. Budaya Unggul
          Mereka yang memiliki jiwa wirausaha dan berpotensi untuk sukses adalah mereka yang memiliki budaya unggul. Mereka selalu berusaha untuk mempersembahkan yang terbaik untuk orang lain di sekitar mereka.
Merekea belum puas berusaha, jika yang terbaik yang bisa mereka persembahkan belum terpenuhi. Budaya unggul juga yang membuat mereka selalu berinisiatif mencari hal-hal baru dengan kualitas yang baik, fitur yang lebih bermanfaat , ataupun keuntungan yang lebih menambah nilai.

     6. Forward Thinking
           Seorang wirausaha senang tiasa berpikir maju. Mereka bahkan mampu “menciptakan” masa depan di pikiran mereka terlebih dahulu dengan sangat jelas dan terperinci, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menerapkannya atau menjelaskan kepada tim bagaimana meraihnya. Kemampuan ini mendorong mereka untuk menelurkan inovas-inovasi baru yang lebih maju dari orang-orang lain di sekitar mereka.

      7. Sadar Waktu dan Sarana
           Selanjutnya, usahawan umumnya memiliki kesadaran akan permanfaatan waktu dan sarana yang tinggi. Mereka sadar bahwa waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu yang terbuang tak akan pernah kembali. Mereka juga sadar bahwa saran juga perlu dimanfaatkan dengan optimal dengan cara seefisien mungkin, karena saranta terbatas dan pemanfaatan sarana bisa merupakan faktor penting dalam penghematan biaya operasional. Dengan demikian, mereka sangat efektif dan efisien dalam mempermanfaatkan kedua hal tersebut.

      8. Mimpi
            Tak ada seorang usaha yang tidak memiliki mimpi. Justru untuk sebagian wirausaha sukses, mimpi inilah yang memicu mereka untuk mengambil risiko meninggalkan segala kenyamanan yang bisa mereka dapatkan untuk memulai usaha baru.

     9. Percencanaan
          Untuk mewujudkan mimpinya, seorang wirausaha melakukan perencanaan yang diperlukan. Perencanaan ini membuat mereka lebih berani dalam mengambil risiko, karena dalam perencanaan berbagai scenario kemungkinan yang telah terjadi telah diperhitungkan, demikian pula dengan langkah yang harus diambil dalam setiap scenario yang menjadi kenyataan.
Perencanaan juga melibatkan faktor pengelola waktu, penggalangan dukungan banyak orang di sekitar mereka, dan pemanfaatan sarana yang optimal.

     10. Strategi Utama
          Memiliki kualitas seorang wiring usaha saja belumlah cukup, untuk sukses diperlukan juga strategi. Jika kita amati dengan saksama, pawa wirausahan yang telah sukses dalam waktu yang panjang pasti menerapkan berbagai strategi utama.

     11. Pembiayaan
          Faktor yang selalu menjadi salah satu perhatian pada pengusaha adalah pembiyaan. Mereka memperhitungkan faktor pembiyaan dengan saksama. Jika belum memiliki jumlah yang dibutuhkan, mereka akan mencari strategi untuk mendapatkan jumlah yang perlukan tersebut. Misalnya dengan strategi kolaborasi, dari sumber perbankan, dengan memanfaatkan modal infestasi orang lain ataupun pinjaman yang selunak-lunaknya (misalnya dari keluarga atau teman). Mereka juga memasukan faktor waktu dalam memperhitungkan pembiyaan dengan bijak.

     12. Lokasi
          Hampir semua pakar usaha memasukan faktor penentuan lokasi sebagai faktor penting yang perlu diperhitungkan dengan masak sebelum sebuah ussaha dimulai. Misalnya untuk sebuah pendidikan nonformal, faktor lokasi yang berada dekat sekolah perumahan atau pusat bisnis (juga menargetkan pegawai perkantoran) akan sangat berpotensi memberikan sukses bagi usaha pendidikan tersebut.klik disini http://the-divider.blogspot.co.id/2013/03/ciri-ciri-orang-yang-berjiwa-wirausaha.html

Senin, 19 September 2016

menghilangkan sifat riya


Cara Menghilangkan Sifat Sombong Dalam Diri Seorang Muslim

Cara Menghilangkan Sifat Sombong Dalam Diri Seorang Muslim

Cara Menghilangkan Sifat Sombong Dalam Diri Seorang Muslim | Salah satu sifat yang paling dibenci oleh Rasulullah SAW dan banyak menghinggapi manusia adalah sifat sombong. Sombong adalah menganggap diri lebih tinggi dan lebih benar dari pada orang lain. Sehingga, pemiliknya sulit menerima kebenaran yang datang dari orang lain, dan selalu merendahkan orang lain. Tentang hal ini terdapat sebuah hadits :

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak akan masuk surga orang yang di dalam
hatinya ada sekecil atom kesombongan.’ Seorang lelaki berkata, ‘Sesungguhnya, ada seseorang yang senang jika pakaiannya bagus dan sandalnya juga bagus. ‘Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya, Allah SWT itu indah dan senang akan keindahan. Sedangkan, sombong ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim, Ahmad, dan yang lainnya).

Dalam hadits tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa siapa saja yang dalam hatinya terdapat sifat sombong meskipun sekecil atom, maka ia tidak akan masuk surga.

Pada dasarnya, sifat sombong dibagi menjadi dua, yaitu Sombong kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta sombong kepada manusia. Yang dimaksud sombong kepada Allah SWT adalah keengganan atau mengabaikan perintah Allah SWT dan atau melanggar larangan-Nya.

Orang yang sombong telah banyak diceritakan di dalam Al Qur’an. Salah satunya adalah Fir’aun, yang dengan kekuasaanya, ia telah mengganggap dirinya sebagai Tuhan. Dengan hartanya ia lalai membayar zakat dan menyantuni fakir miskin. Ia merasa bahwa kedudukan dan harta yang dia peroleh semata-mata karena usaha dan ilmunya sendiri, bukan karena bantuan orang lain, apalagi Allah SWT. Maka, Allah SWT membalas kesombongan Fir’aun dengan menghancurkan jabatan dan harta kekayaanya. Kisah tersebut diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an agar menjadi peringatan bagi seluruh umat manusia.

Sifat sombong yang kedua adalah sombong kepada manusia. Biasanya, kesombongan jenis ini terjadi karena pelakunya merasa lebih dari segala-galanya. Lebih kaya, lebih terhormat, atau lebih mulia dari manusia lainnya. Sehingga, timbullah rasa sombong, menghina, merendahkan, atau menyepelekan orang lain. Ia hanya menghormati orang lain yang dipandangnya sama kedudukannya, atau di atas dirinya. Tetapi, ketika orang lain tersebut dipandangnnya lebih rendah dari dirinya, maka ia memalingkan muka karena sombong. Padahal, Allah SWT melarang sifat sombong, sebagaimana firman-Nya sebagai berikut :

QS.Lugman:18

Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.Lugman:18).

Karena sifat sombong sangat tidak disukai oleh Allah SWT dan manusia, maka sudah seharusnya kita menghindari kesombongan.

Cara Menghilangkan Sifat Sombong Dalam Diri Seorang Muslim | Ada tiga cara untuk menolak atau mengobati rasa sombong.

Pertama, kita harus mengingat kembali asal penciptaan manusia. Tentang hal ini, Allah SWT berfirman :

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.” (QS. Ath-Thaariq: 5-7).

Di ayat lain, Allah SWT juga berfirman :

“Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.” (QS. ‘Abasa:18-19).

Demikianlah tindakan pertama untuk mencegah atau mengobati sifat sombong yang perlu kita perhatikan. Itulah salah satu resep mujarab untuk membasmi penyakit-penyakit rohaniah yang sangat besar bahayanya.

Kedua, senantiasa mengingat kematian. Tentang hal ini Allah SWT berfirman :

“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Jumu’ah: 8).

Dari ayat tersebut, kita mengetahui bahwa dengan memperbanyak mengingat mati, kita menjadi sadar tentang segala hal yang kita sombongkan di dunia. Padahal, semuanya akan kita tinggalkan, dan kita kembali kepada Allah SWT. Hanya kain mori penutup badan, yang akhirnya hancur dan dimakan cacing.

Ketiga, Banyak-banyaklah bargaul dengan orang yang di bawah kita, agar kita dapat bersyukur kepada Allah SWT atas kelebihan dan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita, agar timbul belas kasihan kita kapada orang lain. Kita juga harus selalu melihat kebawah, bagaimana jika seandainya hasib si miskin menimpa kita, tentu kita tidak menginginkannya. Dengan demikian, timbul rasa syukur kita kepada Allah SWT dan belas kasihan kita kepada si miskin dan lemah. Bukan malah menyombongkan diri, merendahkan mereka, dan menyakiti mereka yang memang serbakekurangan. Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku agar diantara manusia saling merendahkan hati (tidak menyombongkan diri) sehingga seseorang terhadap yang lainnya tidak saling menindas atau menyombongkan diri dengan yang lainnya.” (HR.Muslim).klik disini http://jumatonline.blogspot.co.id/2015/01/cara-menghilangkan-sifat-sombong-dalam.html

cara melawan bisikan setan di hati

cara melawan bisikan setan

Cara Melawan Bisikan Setan dalam Hati

Assalamu’alaikum Ustadz semoga Allah menjaga antum semua
Saya dahulu melakukan banyak maksiat, kemudian saya ingin melakukan perbaikan pd diri saya, dan mulai membenahi diri, namun akhir2 ini saya selalu merasakan was was seperti bisikan bisikan, akan tetapi saya merasa itu seperti hati saya yg berbicara, namun sebagian hati saya merasa  membenci dan tak menginginkannya, bisikan itu adalah, mencela Allah dan RasulNya, apakah ini was was syaithon atau apa? Bgmn cara mengatasinya? Saya selalu merasa takut bahwa saya melakukan kekufuran ini, sehingga membuat saya menderita karenanya. Terima kasih atas jawaban dan perhatian Ustadz
Dari:  Dadang Suherman
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Ketika iblis di usir oleh Allah, dia bersumpah akan menggoda manusia dari segala arah.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ( ) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A’raf: 16 – 17)
Tak ketinggalan, godaan dalam bentuk bisikan hati untuk mengucapkan kalimat kekufuran. Ini tidak hanya terjadi pada mukmin yang awam, bahkan semacam ini terjadi pada diri para sahabat.
Syaikhul Islam mengatakan,
وكثيرا ما تعرض للمؤمن شعبة من شعب النفاق ثم يتوب الله عليه . وقد يرد على قلبه بعض ما يوجب النفاق ويدفعه الله عنه . والمؤمن يبتلى بوساوس الشيطان وبوساوس الكفر التي يضيق بها صدره
Seringkali muncul dalam diri orang mukmin, salah satu diantara cabang kemunafikan, kemudian dia bertaubat kepada Allah. Terkadang terlintas dalam hati orang mukmin, kalimat kemunafikan, dan Allah menghilangkannya darinya. Orang mukmin diuji dengan was-was setan, bisikan kekufuran yang membuat sempit hatinya.
Kemudian Syaikhul Islam menyebutkan riwayat dari para sahabat,
كما قال الصحابة : يا رسول الله إن أحدنا ليجد في نفسه ما لئن يخر من السماء إلى الأرض أحب إليه من أن يتكلم به فقال « ذلك صريح الإيمان »
Sebagaimana yang diutarakan para sahabat, ‘Wahai Rasulullah, kami terkadang menjumpai lintasan pikiran pada diri kami, andaikan kami dijatuhkan dari langit, lebih kami sukai dari pada mengungkapkan lintasan pikiran itu.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkomentar, “Itu bukti adanya iman.” (HR. Muslim 132, Abu Daud 5111, dan yang lainnya).
أي حصول هذا الوسواس مع هذه الكراهة العظيمة ، ودفعه عن القلب ، وهو من صريح الإيمان
“Maksudnya, munculnya bisikan semacam ini, padahal para sahabat sangat membencinya, dan berusaha menghilangkannya dari hati mereka, merupakan bukti adanya iman.
[Kitab Al-Iman 238, dinukil dari Kitab Tauhid Dr. Sholeh Fauzan, hlm. 25].
Ulama Sepakat, ini Bukan Kekufuran
An-Nawawi dalam karyanya, Al-Azkar, mengatakan,
الخواطر وحديث النفس إذا لم يستقر ويستمر عليه صاحبه فمعفو عنه باتفاق العلماء، لأنه لا اختيار له في وقوعه ولا طريق له إلى الانفكاك عنه
Lintasan pikiran dan bisikan hati, jika tidak mengendap dan tidak keterusan berada dalam diri pelakunya, hukumnya dimaafkan, dengan sepakat ulama. Karena munculnya kejadian ini di luar  pilihan darinya. Sementara tidak ada celah baginya untuk menghindarinya.
An-Nawawi melanjutkan,
وهذا هو المراد بما ثبتَ في الصحيح عن رسول الله (صلى الله عليه وسلم) أنه قال: ” إنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي ما حَدَّثَتْ بِهِ أنْفُسَها ما لَمْ تَتَكَلَّم بِهِ أوْ تَعْمَلْ “. قال العلماء: المراد به الخواطر التي لا تستقرّ.
Inilah makna dari hadis shahih, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي ما حَدَّثَتْ بِهِ أنْفُسَها ما لَمْ تَتَكَلَّم بِهِ أوْ تَعْمَلْ
Sesungguhnya Allah mengampuni untuk umatku terhadap apa yang terlintas dalam hatinya, selama tidak diucapkan atau dikerjakan. (HR. Muslim 127).
Para ulama mengatakan, ‘Maksud hadis adalah lintasan pikiran yang tidak menetap dalam hati.
An-Nawawi melanjutkan,
قالوا: وسواءٌ كان ذلك الخاطِرُ غِيبة أو كفراً أو غيرَه، فمن خطرَ له الكفرُ مجرّد خَطَرٍ من غير تعمّدٍ لتحصيله، ثم صَرفه في الحال، فليس بكافر، ولا شئ عليه.
Para ulama mengatakan, baik bisikan itu berupa ghibah, atau kekufuran, atau yang lainnya. Siapa yang terlintas dalam hatinya kekufuran, dan hanya sebatas lintasan tanpa sengaja muncul, kemudian segera dia hilangkan, maka dia tidak kafir, dan tidak bersalah sedikitpun.
[Al-Azkar An-Nawawi, hlm. 345].
Apa Yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Lintasan Kekufuran?
Pertama, jangan sampai diucapkan atau dipraktekkan
Demikialah sikap sahabat, sebagaimana diceritakan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah datang beberapa orang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka mengatakan,
إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ يَتَكَلَّمَ بِه، قَالَ: «وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «ذَاكَ صَرِيحُ الْإِيمَانِ»
‘Kami menjumpai dalam diri kami lintasan yang sangat berat bagi kami untuk mengucapkannya.’ Beliau bertanya kepada mereka, “Benar kalian menjumpai perasaan itu?” ‘’Itu bukti adanya iman.” (HR. Muslim 132).
An-Nawawi menjelaskan,
معناه: استعظامكم الكلام به هو صريح الإيمان، فإن استعظام هذا وشدة الخوف منه ومن النطق به، فضلاً عن اعتقاده إنما يكون لمن استكمل الإيمان استكمالاً محققاً وانتفت عنه الريبة والشكوك
Makna hadis, kalian merasa berat untuk mengucapkannya merupakan butk adanya iman. Karena dia merasa berat mengucapkan kalimat semacam ini, disertai perasaan sangat takut untuk mengucapkannya. Lebih-lebih dia dia yakini. Sikap semacam ini hanya ada pada orang yang imannya kokoh dan teruji, sehingga hilang darinya segala keraguan dan bimbang. (Syarh Shahih Muslim, 2/154).
Kedua, segera minta perlindungan kepada Allah dari godaan setan (baca ta’awudz)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya). (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134) .
Ketiga, jangan digubris
Barangkali inilah senjata paling ampuh untuk melawan was-was setan. Tidak mempedulikannya dan tidak menggubrisnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya). (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134) .
Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan,
أي عن الاسترسال معه في ذلك، بل يلجأ إلى الله في دفعه ويعلم أنه يريد إفساد دينه وعقله بهذه الوسوسة، فينبغي أن يجتهد في دفعها بالاشتغال بغيرها
“Maksudnya, berhenti tidak terus menerus memikirkan lintasan pikiran itu. Namun dia pasrahkan kepada Allah untuk menghilangkannya. Dan dia sadari bahwa setan hendak merusak agama dan pikirannya dengan bisikan semacam ini. sehingga selayaknya dia berusaha menghilangkannya dengan menyibukkan diri memikirkan yang lainnya. (Fathul Bari, 6/340)
An-Nawawi juga memberikan penjelasan yang semakna,
معناه الإعراض عن هذا الخاطر الباطل والالتجاء إلى الله تعالى في إذهابه
Maknanya, berpaling, tidak gubris dengan lintasan pikiran yang batil ini, dan pasrah kepada Allah untuk menghilangkannya.
Selanjutnya, An-Nawawi membawakan nasehat, dengan mengutip keterangan Al-Maziri,
قال الإمام المازري رحمه الله ظاهر الحديث أنه صلى الله عليه وسلم أمرهم أن يدفعوا الخواطر بالإعراض عنها والرد لها من غير استدلال ولا نظر في إبطالها
Al-Imam Al-Maziri rahimahullah mengatakan,
“Zahir hadis menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk menghilangkan lintasan pikiran itu dengan berpaling dan tidak digubris, tanpa mencari-cari dalil atau merenungkan bantahan untuk menilai salahnya lintasan itu.”
Dan benar apa beliau nasehatkan. Lintasan kekufuran semacam ini hanya permainan setan, sehingga buat apa menghabiskan waktu dengan mencari dalil atau ayat Al-Quran atau hadis untuk membantahnya. Lebih dari itu, ini bukan termasuk kekufuran, sehingga tidak perlu terlalu dipikirkan.klik disini https://konsultasisyariah.com/18870-cara-melawan-bisikan-setan-dalam-hati.html

jasa pahlawan

Sultan Hassanudin
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Para pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan Negara Indonesia. Tanpa jasa mereka, kita tidak dapat menjadi seperti sekarang ini.  Pahlawan adalah orang yang gagah berani dan rela berkorban untuk membela kebenaran. Banyak pahlawan dimiliki oleh bangsa Indonesia, mulai dari pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan Indonesia, pahlawan proklamator, dan pahlawan revolusi.
Ada beberapa kelompok pahlawan di Negara kita, antara lain pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan nasional, pahlawan proklamator, dan pahlawan revolusi. Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik, didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara

Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam tragedi G30S yang terjadi di Jakarta dan Yogyakarta pada tanggal 30 September 1965. Pahlawan Proklamator Indonesia adalah pahlawan yang telah membacakan Proklamasi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta.

Sikap menghargai pahlawan ini harus kita tanamkan sejak dini. Pemerintah Indonesia pun mengharagai jasa-jasa para pahlawan, termasuk para tokoh pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Berikut beberapa cara menghargai jasa para pahlawan.
  • Dengan penganugerahan gelar pahlawan nasional. Contoh penganugerahan gelar pahlawannasional kepada tokoh-tokoh kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia adalah Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Sultan Iskandar Muda, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Agung Hanyokrokusumo.
  • Memakamkan pahlawan di tempat terhormat, yakni di makam pahlawan.  Para pahlawan layak dihormati dengan dikuburkan di taman makam pahlawan. Ada banyak sekali taman makam pahlawan. Di antaranya; Jakarta, Taman Makam Pahlawan ada di Kalibata, Jakarta. Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Yogyakarta, Taman Makam Pahlawan 10 Nopember di Surabaya, dan masih banyak yang lainnya.
  • Mengabadikan nama para pahlawan sebagai nama jalan, gedung, dan sebagainya. Contohnya Universitas Diponegoro, UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta (D.I. Yogyakata), UIN Alauddin, Makassar (Sulawesi Selatan), UIN Sunan Gunung Djati, Bandung (Jawa Barat), UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang (Jawa Timur), UIN Sultan Syarif Kasim, Riau (Riau), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (D.K.I. Jakarta), UIN Ar-Raniry, Banda Aceh (Aceh), UIN Sunan Ampel, Surabaya (Jawa Timur)
  • Membangun tugu peringatan, monumen, atau patung untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan. Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama di Tegalrejo, Yogyakarta, 
  • Memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam perjuangan bangsa. Misalnya, memperingati Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan, Hari Kartini, Hari Kebangkitan Nasional, dan lain-lain.
Menghargai jasa para pahlawan tidak hanya dilakukan dengan cara seperti  yang telah disebutkan di atas. Namun kita juga dapat menghargai jasa para pahlawan dalam bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa tindakan atau sikap sikap yang merupakan tindakan dalam meneladani sikap pahlawan antara lain sebagai berikut :
A. Sikap rela berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan dalam memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain. Bentuk-bentuk perbuatah rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
  • Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam.
  • Ikut kegiatan membersihkan selokan-selokan dan jalan di lingkungan.
  • Membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan
  • Merelakan sebagian tanahnya untuk pembangunan irigasi dengan memperoleh penggantian yang layak.
  • Ikut kerja bakti membersihkan jalan dan sekolah, Ikut berpartisipasi menjaga keamanan kampung
  • Membantu pekerjaan orang tua atau orang yang disekitarnya dengan ikhlas
B. Berani dalam Kebenaran
Berani karena sesuatu yang dilakukan itu benar dan baik; sebaliknya takut kalau sesuatu yang dilakukan salah menurut yang seharusnya. Bentuk-bentuk perbuatah berani dalam kebenaran dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak-hak orang lain.
  • Memuji keberhasilan orang lain dan memberi kritik yang membangun atas kegagalan orang lain.
  • Berlaku dan berbuat manusiawi, dalam arti menghargai harkat dan martabat manusia.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
  • Tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
  • Menghargai hasil karya orang lain.
C. Berjiwa besar
Berjiwa besar artinya Menerima kemenangan dan kekalahan dengan lapang dada. Karena dengan sikap berjiwa besar dalam hidup ini, kita dapat meredam dan menghindari konflik. Kita harus berani mengakui orang atau kelompok lain lebih kuat dan pantas menang. Kita tidak boleh sombong jika menang. Sebaliknya, kita juga tidak boleh patah semangat jika mengalami kekalahan. Bentuk-bentuk perbuatah berjiwa besar dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
  • Meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan.
  • Cepat belajar dari kesalahan dan tidak terlalu lama berkubang dalam rasa penyesalan
  • Bekerja dengan tim terbaik untuk menunjukkan performa terbaik. 
  • Jangan menyalahkan pihak lain atau aturan saat mengalami kekalahan. Namun kita harus koreksi diri kita sendiri apa yang masih kurang dari diri kita.
  • Tidak berputus asa, bahkan menjadikan kegagalan sebagai pemicu terhadap kesuksesan-kesuksesan di masa berikutnya. 
D. Cinta Tanah Air
Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal. Bentuk-bentuk perbuatah cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut
  • Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
  • Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
  • Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
  • Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.
  • Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing baik di dalam maupun luar negeri.
  • Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam negeri.
  • Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita maupun secara nasional.
  • Belajar dengan tekun hingga kita juga dapat ikut mengabdi dan membangun negera kita agar tidak ketinggalan dari bangsa lain.klik disini http://www.mikirbae.com/2015/01/menghargai-jasa-pahlawan.html

sukses cara islam

Cara Cepat Menjadi Sukse Dan Kaya Menurut Islam

Hasil gambar untuk suksesSungguh ironis kenyataan bahwa sebagian besar orang miskin adalah orang Islam. Padahal Islam samasekali tidak mengajarkan supaya kami menjadi orang miskin, bahkan sebaliknya, Islam mengajarkan supaya kami menjadi orang kaya.

Rukun Islam adalah sebuahpekerjaan/kegiatan yang harus kami kerjakan supaya kami bisa disebut sebagai orang Islam. Rukun Islam ada lima; Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji. Jadi, untuk bisa disebut sebagai orang Islam, pertama kami harus ikrar jiwa & raga bahwa tiada tuhan tidak hanya Allah dan nabi Muhammad adalah utusanNya, dan seterusnya. Mari kami bahas satu per satu.

Salah satu syarat sah sholat adalah pakaian dan tempat harus bersih & suci. Standard bersih bakal lebih tinggi dengan makin “kaya”nya kita. Artinya, dengan cara implisit Islam mengajarkan supaya kami menjadi orang yang mampu. Ini sejalan dengan hadist nabi yang menyebutkan bahwa Allah lebih menyukai ummat yang kuat.

Sebagai bukti bahwa sholat kami tegak adalah kami membayar zakat (ZIS). Jadi, membayar zakat adalah keharusan yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya. Kalau miskin, jadi dirinya harus di-zakati, bukan membayar zakat. Tidak butuh ragu apakah kami bisa menjadi orang kaya, sebab Allah telah menjamin bahwa apabila kami mau beriman dan “berbuat baik” sesuai dengan yang disyariatkan, jadi bakal dibuka “kran” berkat dari langit dan bumi. Ini bisa dijelaskan memakai aspek pandang ilmu psikologi maupun ilmu bisnis modern.

Puasa adalah tutorial untuk melatih kami supaya menjadi orang yang ber-taqwa (mematuhi syariat). Telah terbukti bahwa puasa membikin kami sehat raga dan sehat jiwa dimana sehat Jiwa & Raga adalah kunci mutlak menuju sukses. Mudah dipahami disini, bahwa puasa semacam yang digambarkan disini hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Orang miskin berpuasa sebab terbukti tidak ada yang bisa dimakan. Bahkan kenyataan membuktikan bahwa tidak sedikit sekali orang miskin yang tidak berpuasa sebab tidak ada yang untuk berbuka dan sahur. Sekalilagi ini membuktikan bahwa Islam mengajarkan kami supaya menjadi orang kaya.

Rukun kelima adalah melaksanakan Haji ke Mekkah, yang telah jelas memerlukan dana yang tidak sedikit, baik untuk yang ditinggal alias pun yang berangkat. Untuk bisa mencuci bersih hati kami dari tidak hanya “Laailaa ha illallaah Muhammadar rosulullooh”, jadi kami “harus” melaksanakan haji. Jadi sempurnalah kami sebagai orang Islam, asal semua rukun di atas dilakukan dengan hati/jiwa, bukan hanya raga.

Jadi, orang yang memilih Islam sebagai jalan hidupnya dengan cara kaaffah pastilah menjadi orang yang kaya di dunia dan di akhirat. Maka, tidak argumen untuk memilih manual nasib yang lain.

Semoga kami mendapat anugerah untuk menyadari potensi kemanusiaan kita. Amiin.

Berdagang!

Kenapa sih Islam mengusulkan umatnya buat berdagang?

Sebenernya, pemikiran bahwa berdagang itu adalah sebuah aktivitas yang 'hanya berorientasi sama keuntungan' nggak sepenuhnya benar. Ya.. sebab kenyataannya? Di dalam berdagang, seseorang itu nggak semata-mata untuk mencari untung aja. Bahkan nggak jarang di dalam aktivitas perdagangan yang kami lakukan, tidak jarang juga kami menghadapi kerugian.

Jika mengacu terhadap apa yang di ajarkan oleh agama Islam melewati risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW -Sang Manusia agung yang layak jadi prototype Bussinessman sejati- bahwasanya Tujuan perniagaan menurut Islam sebetulnya ialah untuk menegaskan, mengenalkan dan bahkan memperluas aktivitas dakwah dan penyebaran syariat yang pasti salah satu tujuannya adalah dalam rangka beribadah dan mendapat ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Oleh karenanya, alih-alih mencari keuntungan material semata (just focus on profit and material oriented)? Islam justru mengajarkan bahwasanya di dalam perniagaan dan perdagangan itu, hendaklah kita-sebagai seorang muslim sentiasa mencari keredhaan Allah dengan niat dan perlaksanaan yang benar

So?

Selanjutnya coba kami lihat alangkah di dalam perdagangan dan perniagaan itu bisa diperoleh alangkah pengaruh syariat dan aturan Islam bisa memegang kendali sebegitu kuat dan luas sekali jadi pada akhirnya menjadikan sektor perdagangan menjadi sektor yang harus dikuasai oleh umat Islam. kenapa? Sebab didalam perdagangan ada kebaikan dan pahala yang kadarnya begitu besar.

KEUTAMAAN BERDAGANG

Dalam beberapa hadist dijelaskan alangkah Nabi berkata bahwasanya tersedia beberapa keutamaan yang kelak bisa diraih dengan kami berdagang. Di antaranya:

"Pedagang yang bisa dipercaya dan beramanat, bakal bersama para Nabi, orang-orang yang bisa dipercaya dan orang-orang yang mati syahid." (Riwayat al-Hakim dan Tarmizi dengan sanad hasan).

Kita pasti tidak heran kalau kemudian Rasulullah menyejajarkan kedudukan pedagang yang bisa dipercaya dengan kedudukan seorang mujahid dan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah, sebab sebagaimana kami ketahui dalam percaturan hidup, bahwa apa yang disebut jihad bukan hanya terbatas dalam medan perang semata-mata tetapi meliputi lapangan ekonomi juga.

MENGAPA PEDAGANG DIJANJIKAN BALASAN SEDAHSYAT ITU?

Seorang pedagang dijanjikan sebuahkedudukan yang begitu tinggi di segi Allah dan pahala yang besar kelak di akhirat lantaran terbukti perdagangan itu pada umumnya adalah aktivitas yang seringkali diliputi oleh perasaan tamak dan hanya berorientasi pada keuntungan yang besar semata, jadi tidak heran kalau tidak sedikit juga pedagang yang tidak mandat dan rela memenangkan persaingan dengan jalan apapun.

Di dalam perdagangan juga kami tahu kalau disana itu Harta bisa melahirkan harta dan sebuahkeuntungan membangkitkan untuk mencapai keuntungan yang lebih tidak sedikit lagi. Jadi itu kemudian barangsiapa berdiri di atas dasar-dasar yang benar dan amanat, jadi berarti dirinya sebagai seorang pejuang yang mencapai kemenangan dalam pertempuran melawan hawa nafsu. Dan karenanya pula dirinya bakal memperoleh kedudukan sebagai mujahidin.

TAPI... APAKAH PERDAGANGAN CUMA BERKUTAT DENGAN HAL NEGATIF SAJA? TIDAK ADA FAEDAHNYA?

Jawabannya pasti saja TIDAK!! Faktor ini tiada lain sebab di dalam aktivitas perdagangan dan perniagaan tersedia tidak sedikit sekali kualitas dan pelajaran yang bisa dipetik, antara lain :

1. Bahwa di dalam aktivitas perniagaan dan perdagangan, tersedia kualitas persaudaraan yang terjalin dari seringnya terjadi komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual. Dan dari sanalah kemudian terjalin sebuahpersaudaraan yang erat. Semacam kami ketahui bersama, di dalam Islam berkawan dan bersaudara itu adalah dua faktor yang sangat dianjurkan. Bahkan tidak sedikit ayat alquran maupun hadist yang membahas mengenai pentingnya perkawanan dan persaudaraan. semacam ayat : "Wa Ta'aawanuu 'alal birri wat taqwa : "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa."

Nabi sendiri menegaskan kembali alangkah pentingnya kami berteman. Terlebih bergaul sebab Allah.“Barangsiapa yang bersaudara dengan seseorang sebab Allah, niscaya Allah bakal mengangkatnya ke sebuahderajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya.” (Riwayat Muslim)

Dan kelak Akhirat kelak, kawan kami itu boleh jadi bakal memberi kami syafaat. Dari mana? Semua bisa jadi diawali dari perniagaan. Yup.. melewati perniagaan/perdagangan? kami bakal tidak sedikit bisa teman, baik kawan sesama pedagang, para pelanggan, bahkan investor kita.

2. Alangkah melewati perniagaan, kami bisa memberi pengertian,suri teladan,maupun contoh nyata terhadap setiap orang dan bahkan tokoh masyarakat bakal sikap para pemeluk Islam yang baik.

3. Alangkah melewati perniagaan, kami bisa memberi pengertian,suri teladan,maupun contoh bakal pentingnya sebuah kerjasama. Ya... Islam itu adalah agama yang sangat menggalakkan kerjasama. Dan di dalam perniagaan/perdaganganlah tidak sedikit kami temui aneka unsur-unsur kerjasama dan kesempatan dan keperluan untuk bekerjasama.

4. Di dalam perniagaan juga dianjurkan untuk menolak kemudharatan, sebuah sifat terpuji yang sangat dianjurkan oleh Islam. Kalau tidak ada unsur menolak kemudharatan jadi sesungguhnya yang demikian itu di dalam Islam adalah DILARANG

5. Perniagaan pun adalah aktivitas yang menolong dan mempermudah manusia dalam mengurus dan memperoleh keperluan nasib mereka, khususnya di bidang makan minum dan keperluan harian. Sedang kami tahu sendiri kalau sikap yang gemar mendahulukan, mengutamakan dan mempermudah orang lain itu sangat dipandang tinggi dan baik dalam Islam.

6. Dengan berniaga kami bisa menyelamatkan produk keluaran umat Islam supaya senantiasa beredar ke semua lapisan masyarakat jadi mencegah sebuahmonopoli ditengah masyarakat itu. Baik itu monopoli hasil pertanian, hasil peternakan dan lain-lain

7. Melewati perdagangan kami bisa pula memperoleh tidak sedikit pengalaman melewati aktivitas perdagangan dan perniagaan itu sendiri. Baik pengalaman dalam faktor mengurus, mendistribusi, maupun mengenal barang, tempat, bahkan tutorial nasib dan persoalan manusia.

8. Dalam berdagang dan berniaga? Kami pun dilatih sabar dan berlapang dada kala menghadapi beberapa tingkah manusia (yang sifatnya negatif).

9. Berdagang maupun berniaga pun adalah salah satu tutorial untuk memajukan agama, bangsa dan Negara dimana perdagangan adalah sebuah aktivitas yang menuntut tanggungjawab manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi supaya bisa dilihat oleh Allah sebagai sebuahkebaikan.

10. Dalam berniaga, kami berpeluang mengeluarkan zakat perniagaan. Dengan itu salah satu dari rukun Islam bisa kami tunaikan. Bisa kami wujudkan salah satu sumber alias saluran untuk menolong fakir miskin. Dan dengan perdagangan pula, tidak sedikit golongan bakal terbantu karenanya.

11. Perniagaan pun adalah sektor yang sanggup membuka dan memberikan tidak sedikit kesempatan pekerjaan untuk manusia sebagai sumber mencari rezeki.

Dari uraian yang panjang banget diatas? Jelas sekali kalo tidak sedikit banget amalan dalam syariat Islam yang bisa kami tegakkan melewati perdagangan dan perniagaan. Maksudnya, lewat perniagaan dan perdagangan kami terbukti dikasih kesempatan bagitu tidak sedikit bin besar untuk berbuat sesuatu untuk kemaslahatan umat. Apabila telah demikian?

Marilah kami bersama-sama mengawali membangun lagi kejayaan Islam dengan menggalakkan sistem perniagaan yang jujur dan sesuai syariat Islam. Sebab dengan melakukan yang demikian itu? Bukan mustahil apabila Allah bakal menghadiahkan sesuatu yang indah lantaran sikap yang demikian itu.

TIPS AGAR KAYA MENURUT AJARAN ISLAM – TIPS MELEPASKAN DIRI DARI KEMISKINAN

Akhir-akhir ini tidak sedikit orang yang mengeluhkan persoalan penghasilan alias rizki, entah sebab merasa tidak lebih tidak sedikit alias sebab tidak lebih berkah. Begitu pula beberapa problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan dan bermacam-macam tuntutannya. Jadi persoalan penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membikin bimbang dan stress sebagian orang. Jadi tidak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala tutorial yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah terhadap Allah untuk memperoleh uang alias argumen kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah membahas terhadap hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang bisa mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dirinya menjanjikan keluasan rizki terhadap siapa saja yang menempuhnya dan memakai cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti bakal berhasil dan memperoleh rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

•1. Takwa Terhadap Allah

Takwa adalah salah satu sebab yang bisa mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,

“Barangsiapa yang bertaqwa terhadap Allah niscaya Dirinya bakal mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

Allah swt juga berfirman, artinya,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami bakal melimpahkan terhadap mereka berkat dari langit dan bumi.” (QS. 7:96)

•2.Istighfar dan Taubat

Ada seseorang yang melaporkan kekeringan terhadap al-Hasan al-Bashri, jadi beliau berkata, “Beristighfarlah terhadap Allah”, lalu ada orang lain yang melaporkan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah terhadap Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah terhadap Allah supaya memberikan kepadaku anak!” Jadi beliau menjawab, “Beristighfarlah terhadap Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah terhadap Allah.”

Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan melaporkan beberapa persoalan, tetapi kamu memerintahkan mereka semua supaya beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku berkata itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh”.

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, sebab orang yang beristighfar dengan lisannya saja sementara dosa-dosa tetap terus dirinya kerjakan dan hati tetap senantiasa menyukainya jadi ini adalah istighfar yang tidak lebih bagus.

•3.Tawakkal Terhadap Allah

Allah swt berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang bertawakkal terhadap Allah niscaya Allah bakal mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)

Tawakkal terhadap Allah adalah bentuk menunjukan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengenal dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di hinggakan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebetulnya terhadap Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya terhadap Allah dan merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang bisa memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan kegunaaan tidak hanya Dia.

•4. Silaturrahim

Ada tidak sedikit hadits yang membahas bahwa silaturrahim adalah salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:

-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,

” Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang bahagia untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya jadi hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)

-Sabda Nabi saw, artinya,

“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, ” Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Sebab sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, menggandakan harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kami dengan mereka, baik itu ada hubungan waris alias tidak, mahram alias bukan mahram.

•5. Infaq di jalan allah

Allah swt berfirman, artinya,

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, jadi Allah bakal menggantinya dan Dirinya lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)

Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam faktor yang diperintahkan kepadamu alias yang diperbolehkan, jadi Dirinya (Allah) bakal memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”

Juga firman Allah yang lain,artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah jadi Aku bakal berinfak kepadamu.” (HR Muslim)

Dan tetap tidak sedikit lagi pintu-pintu rizki yang lain, semacam hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar terhadap Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah dan melakukan ketaatan, yang tidak bisa di hinggakan dengan cara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan terhadap kami semua. Amin.

Allah telah mentakdirkan sebagian manusia menjadi kaya, dan sebagian miskin. Bagi yang kaya hendaknya bersyukur dan menolong mereka yang tetap miskin. Dan bagi yang miskin hendaknya bersabar dan jangan berputus asa dan teruslah berusaha dan berdoa supaya menjadi kaya. Kalaupun hingga mati tetap tidak kaya jadi tetap bersyukurlah, ada beberapa kegunaaan menjadi orang miskin, umpama lebih cepat masuk surga daripada orang kaya, mendapat ganti pahala yang besar di akherat, dan lebih ringan perhitungannya di akherat dibanding orang kaya, dan lain-lain. Bahkan gaya nasib nabi Muhammad SAW juga sederhana, yaitu rumah sederhana, pakaian sederhana dan makanan sederhana. Allah menetapkan apa yang dikehendakiNya, dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi. Dan jangan putus asa, sebab yang merasa putus asa dari rahmat Allah jadi dirinya kafir. Wallahualam.


Orang Islam Harus Kaya, "Haram"  Miskin Papa dan meminta - minta

Wah, ngeledek nih judulnya, berarti orang miskin itu bukan Islam dong ?, lho iya, bisa jadi orang itu gak ngerti Islam dan gak meneladani tokoh-tokoh Islam tergolong Nabi SAW dan para Sahabatnya. Bukannya Nabi SAW dan para Sahabatnya itu miskin buktinya sempat kelaparan ?! siapa bilang ? sempat sih miskin, tapi Cuma sebentar yaitu ketika masa diembargo/diboikot oleh Kaum Kafir di Makkah. Tapi coba kami lihat fakta sejarah :

- Nabi menjadi Pedagang sejak usia 12 tahun dan menjadi Pengusaha selagi 25 tahun.

- Beliau berdagang ke Luar Negeri setidaknya 18 kali, menjangkau Syiria, Yaman, Bashra, Iraq, Yordania dan Bahrain

- Nabi Menyerahkan puluhan Unta muda untuk Mas Kawin Beliau
- Beliau juga Mempunyai tidak sedikit unta perah dan 20 untanya sempat dirampas oleh Uyainah bin Hish
- Beliau memilii unta opsi (Al-Qoshwa) dan Keledai opsi untuk mempermudah perjalanan dan perjuangan

- Hanya saja gaya nasib Beliau sangat-sangat sederhanan, makanya beliau hanya memakai pakaian, alas tidur dan makanan ala kadarnya.

Adakah para Sahabat Nabi yang tidak kaya ? diantara empat Sahabat Nabi yang tidak kaya hanyalah Ali bin Abi Thalib yang tidak kaya, tapi beliau sangat-sangat kaya Ilmu.

- Umar bin Khattab mewariskan 70.000 properti senilai Triliunan rupiah.
- Ustman bin Affan mewariskan property sepanjang Aris dan Khaibar senilai triliunan rupiah
- Abu Bakar mensedekahkan seluruh harta kekayaannya juga bernilai triliunan rupiah.

Bagaimana dengan Sahabat yang lain ? diantara 10 Sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk Sorga nyatanya hamper semuanya orang kaya salah satunya adalah Abdurrahman bin Auf, meski beliau tidak jarang sedekah besar-besaran tetapi Beliau tetap mewariskan harta senilai triliunan rupiah.

Istri Kesayangan Nabi SAW Khadijah nyatanya jauh lebih kaya daripada Nabi SAW
Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para Pedagang, mereka adalah orang-orang kaya. Pendiri NU Hasyim Asy’ari dan Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan adalah Saudagar yang kaya raya. Serikat Dagang Islam yang turut memperjuangkan kemerdekaan Negeri ini adalah sekumpulan orang-orang kaya.

Jadi kalau ada seorang Muslim yang membiarkan dirinya terus-terusan miskin berarti dirinya telah mengkhianati para teladannya tergolong mengkhianati Rosulullah SAW. Lho kok gitu ? lha iyalah, coba kami lihat lagi pesan Nabi SAW dan Umar bin Khatthab berikut ini :

Suatu waktu Umar bertanya terhadap seseorang yang telah lanjut usia ” apa menghalangimu mengelola dan menanami tanah pekaranganmu ini ? “, jadi dijawablah ” aku ini telah tua renta, mungkin besok aku telah wafat “, lantas Umar menanggapinya supaya orang tua itu segera menanami tanahnya dan Umarpun sempatkan menolong menanami tanah itu.

Soal kerja, Umar tidak jarang menasehati ” Cukupilah dirimu niscaya Agamamu bakal lebih terpelihara, dan kamu bakal lebih mulia “, Umar bukan hanya menasehati, bahkan setiap usai sholat shubuh umar langsung bergegas menuju kebunnya di Juruf, ia berusaha memenuhi kebutuhan dirinya.

Terkait dengan ini Nabi SAW, juga berwasiat ” diantara dosa-dosa, ada dosa yang bisa terhapus dengan puasa dan sholat, ia hanya bisa dihapus dengan sulit payah mencari nafkah “, wasiat beliau lainnya ” Allah menyukai hambanya yang berkarya dan terampil, sesiapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, jadi ia serupa dengan Pejuang di Jalan Allah”, jadi kerja nyatanya bentuk ibadah tertinggi.

Umar juga mengundang para pekerja/karyawan untuk mempunyai pendapatan tambahan, tidak lebih lebih nasehatnya begini :” apabila keluar gaji, jadi sebagian belikan kambing, demikian juga gaji selanjutnya “, intinya Umar mengundang para karyawan supaya mempunyai asset/investasi produktif yang bisa mencetak uang terus-menerus. Umar juga mengundang orang-orang berdagang dengan nasehatnya ” Berdagang itu adalah sepertiga harta”, Umar sendiri mempunyai asset 70.000 properti senialai triliunan rupiah.

Allah sendiri Maha Kaya Raya dan rutin memberikan Kekayaan dan Kecukupan terhadap kami semua, gak sempat Allah SWT menyuruh kami miskin, gak percaya cari dalilnya ( hingga gagak ubanan gak bakal sempat ketemu ) lha wong kami diperintahkan Zakat dan menggandakan Sedekah, diperintahkan untuk Haji dan Umroh dan dianjurkan membiayai orang lain untuk Haji dan Umroh, disuruh menuntut ilmu dan membiayai kegiatan keilmuan, harus menafkahi keluarga dan mencukupkan pakar waris, menyantuni orang tua yang telah sepuh, orang-orang fakir miskin dan anak yatim, menegakkan ekonomi syari’ah dan membangun sarana ummat, menambah bargaining position ummat Islam dan mengembangkan Dakwah dan Syi’ar Islam, semuanya itu butuh dana yang besar, lha kok kami mau bergembira ria dan bersantai ria dengan kemiskinan.

Masih gak percaya, kalo kami itu harus kaya ?, kami lihat lagi nasehat Nabi SAW berikut : ” Kefakiran itu dekat sekali dengan Kekafiran “, ” Allah lebih menyukai Muslim yang kuat iman dan nafkahnya dari pada muslim yang lemah “. coba kami analisis juga isi ayat An-Najm : 43-48 berikut ini :

Allahlah yang menjadikan tertawa dan menangis
Allahlah yang menjadikan kematian dan kehidupan,
Allahlah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
Allahlah yang memberikan kekayaan dan kecukupan (bukan kemiskinan),

Jadi Allah hanya memberi kami Kekayaan dan Kecukupan, nasib kami ini sebetulnya rutin dimuliakan dan dimanja oleh Allah SWT, lha kalo kami miskin ? itu pasti sebab salah kami sendiri. Tetap mau membantah ? mari kami telaah lagi ayat-ayat berikut ini :

” Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari segi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul terhadap (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi Saksi “.(An-Nisa :79 )

” Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah sebab kamu sendiri. Apakah sebab kamu diberi peringatan? Sebetulnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” ( Yaasin :19 )

” Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah sebab tindakan tanganmu sendiri, dan Allah Memaafkan tidak sedikit (dari kesalahan-kesalahanmu)”..(Asy-Syuro : 30)

” Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa terhadap Allah, dan hendaklah mereka berkata dengan tutur kata yang benar “.
(An-Nisa :9 )

Gimana? Lumayan ?, bandelnya kami itu gak mau niru Nabi SAW, padahal perbedaan kami dengan Nabi SAW itu Cuma SEDIKIT saja, makanya kami gak kaya-kaya ! gak percaya ? kami lahat lagi yang ini :

- Nabi itu sedikit-sedikit beribadah, kami sedikit ibadahnya
- Nabi itu sedikit-sedikit sedekah, kami sedikit sedekahnya
- Nabi itu sedikit-sedikit sholat sunnah, kami sedikit sholat sunnahnya
- Nabi sedikit tidurnya, kami sedikit-sedikit tidur
- Nabi sedikit makannnya, kami sedikit-sedikit makan terus
- Nabi itu sedikit bicaranya, kami sedikit-sedikit bicara bahwkan bicarakan orang

Nah, kan Cuma sedikit tho bedanya ? harusnya kami bisa niru Nabi dong ! he he he…, terus gimana dong caranya kami bisa dengan mudah Kaya Raya ? ikuti note berikutnya dengan judul ” YEN TEKUN MESTI TEKAN ” so selalulah tekun bersedekah meski tetap belum bisa banyak, jadi yang tidak sedikit itu bakal hingga (tekan) terhadap kita

SEORANG Muslim tidak sepatutnya mengkondisikan dirinya nasib dalam kekurangan harta. Apalagi nasib pasif tanpa usaha dan rutin meminta-minta. Ia harus berupaya mencari karunia Allah berupa perbendaharaan harta untuk memperoleh keridhoan Allah SWT. Dengan tutorial demikian, jadi setiap Muslim bakal sanggup berkontribusi (secara finansial) dalam upaya-upaya strategis guna memajukan kondisi ummat Islam di segala sektor.

Dalam sejarah kami bisa lihat bagaimana Utsman bin Affan, saudagar Muslim pertama yang menjadi sahabat mutlak rasulullah saw seusai Abu Bakar dan Umar. Abu Bakar justru memberikan seluruh kekayaannya untuk perjuangan Islam. Tatkala ditanya oleh nabi, “Apa yang kamu sisakan untuk keluarga anda?” Dengan tegas Abu Bakar menjawab, “Cukup Allah dan rasul-Nya.” Demikian pula dengan Abdurrahman bin Auf, saudagar Muslim terkaya di Madinah yang menyumbangkan tidak sedikit sekali hartanya untuk perjuangan ummat Islam.

Seorang Muslim boleh untuk mengkondisikan dirinya dalam kekurangan apabila terbukti ada argumen yang bisa menguatkan iman dan dalam rangka memberikan teladan. Sebagaimana Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, Salman al-Farisi, dan pasti siapalagi kalau bukan tauladan kami Rasulullah Muhammad Salallahu alaihi wassalam.

Beliau-beliau itu ingin memberikan contoh supaya para pemimpin tidak terlena dengan jabatan yang diembannya, jadi terperosok dalam kelalaian dan kesombongan. Sementara rakyat dibiarkan miskin, bodoh, nganggur, dan tercerai-berai.

Salman al-Farisi misalnya, sekalipun beliau memegang mandat sebagai gubernur, saat wafat, pakaian yang digunakannya tidak tidak lebih dari seratus tambalan.

Demikian pula Umar bin Khattab, tatkala protokoler kekhilafahan hendak mengganti piring makannya yang telah tidak lebih layak, Umar menolak. Bahkan hari-hari Umar tidak mau duduk manis di kantor pribadinya. Ia lebih suka berkeliling menonton kondisi rakyatnya, tidur di atas pelepah daun kurma dan bercengkrama dengan rakyatnya.

Perilaku Umar dan Salman Al-Farisi adalah perilaku mulia yang dimiliki seorang pemimpin. Tapi ingat keduanya adalah seorang Muslim yang kaya hati, cerdas, mempunyai ilmu, dan pasti kokoh aqidah dan keimanannya. Apabila kami mengambil sikap semacam itu, kemudian tidak mempunyai kekuatan ilmu dan kekuatan aqidah dan iman yang benar, jadi kelirulah sikap tersebut.

Lalu bagaimana bagi kami yang bukan pemimpin publik laksana Umar alias pun Salman al-Farisi? Sikap Abdurrahman bin Auf layak untuk kami teladani.

Miliki Skill

Hampir semua orang mafhum bahwa Abdurrahman bin Auf adalah kaum Muhajirin yang dengan tegas menolak tawaran baik dari saudaranya dari kalangan Anshar. Tawaran pun bukan sekedar tawaran. Mungkin bagi anak buah DPR apabila tawaran itu diberikan dengan cara cuma-cuma bakal diterimanya dengan bahagia hati. Bagaimana tidak Abdurrahman bin Auf ditawari rumah, tanah, istri, dan perkebunan.

Dengan tegas Abdurrahman bin Auf hanya mengatakan, “Tunjukkan kepadaku dimana pasar!”

Mengapa Abdurrahman bin Auf menolak tawaran yang sangat menggiurkan itu? Dua faktor yang bisa kami simpulkan. Pertama ia hanya ingin bergantung terhadap Allah dan ingin membuktikan bahwa hijrah baginya adalah gerbang untuk menang. Kedua, Abdurrahman bin Auf ingin mengajarkan terhadap kami seorang mukmin “haram” hukumnya menjadi pemalas. Abdurrahman punya skill (keahlian) yang baik di bidang bisnis, niaga ataupun perdagangan. Sebab itu, beliau minta ditunjukkan tempat perdagangan, yakni pasar.

Dalam tempo yang tidak begitu lama, pasar di Madinah telah berhasil dikuasainya. Bahkan dalam riwayat dijabarkan bahwa suat ketika, di Madinah terkesan debu tebal yang mengepul ke udara berarak dari tempat ketinggian di batas kota, debu itu terus tinggi bergumpal-gumpal hingga nyaris mentutup ufuk pandangan mata.

Peristiwa itu menjadikan penduduk sempat salah tanggap. Dikira ada angin ribut yang menyapu dan menerbangkan pasir. Tetapi tidak lama kemudian terdengarlah suara hiruk pikuk, yang memberi tanda bahwa ada kafilah besar panjang sedang menuju pusat Madinah. Ternyata, tidak tidak lebih dari 700 kendaraan yang sarat muatan memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Itulah kafilah Abdurrahman bin Auf.

Subhanallah, nyatanya 700 kendaraan itu tidak hingga kerumah Abdurrahman bin Auf. Segera Abdurrahman bin Auf berkata, “Kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah Azza Wajalla”. Lalu dibagikanlah seluruh hasil perniagaan Abdurrahman bin Auf itu terhadap seluruh penduduk Madinah.

Riwayat menyebutkan pula bahwa ada tiga faktor yang tidak jarang dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf. Bila tidak sedang shalat di masjid, dan juga tidak sedang berjihad di jalan Allah jadi ia sedang serius mengurusi perniagaannya.

Apabila kami sanggup mempunyai skill sebagaimana Abdurrahman bin Auf lalu dengan teguh hati memegang aqidah Islam. Menjadikan harta yang dimiliki sebagai sarana mendapat ridha Allah, pasti kebahagiaan hakiki-lah baginya.

Allah berfirman,

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di segi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah (2) ; 262).

Dalam konteks kekinian dan ini mendesak, harus ada di antara ummat Islam yang pakar di bidang ekonomi, bisnis, perniagaan dan perdagangan. Sebagaimana telah diteladankan oleh rasulullah saw dan Abdurrahman bin Auf. Dan, faktor tersebut sekarang sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak ummat Islam Indonesia kali ini menjadi mangsa pasar negara-negara industri. Inilah yang oleh para pemikir disebut dengan “Global Economic War” alias “Ghazwatul Iqtishodiyah” (perang ekonomi).

Dengan demikian skill itu butuh dan harus dipelajari bahkan hingga dikuasai dengan cara sempurna. Harus ada di antara ummat Islam yang pakar IT juga pakar hadis. Harus ada yang pakar tafsir yang juga pakar ekonomi. Prinsipnya harus ada skill yang bisa kami andalkan untuk turut dan jihad fi sabilillah.

Akhirul kata, harus ada ummat Islam yang kaya, sebab kaya itu juga perlu. Tapi harus diingat, ummat Islam harus kaya sejati, yaitu kaya ilmu, kaya iman, dan kaya harta. Faktor itu sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan ummat Islam dari kekufuran. Sebab ada hadis nabi yang menegaskan bahwa kefakiran mendekati kekufuran.

Jadi kaya semacam apa yang diinginkan Islam? Seorang yang kaya raya semacam Siti Hadijah alias Usman bin Affan. Khadijah adalah seorang pengusaha kaya raya. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad, beliau adalah pegadang sukses. Hanya saja, kekayaan Siti Khadijah rela dikorbankan untuk mendukung perjuangan dan Islam. Wajar apabila Nabi menyebut Khadijah salah satu penghuni syurga.

Ketika Jibril as datang terhadap Nabi saw, dirinya berkata: "Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang mengangkat sebuah wadah berisi kuah dan makanan alias minuman. Apabila dirinya datang kepadamu, hinggakan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya mengenai sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari].


Hingga Khadijah telah tiadapun, Nabi senantiasa mengenangnya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Salallahu alaihi wassalam bersabda: "Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dirinya membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dirinya menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."

Itulah Khadijah yang telah berjuang dengan harta dan kekayaannya. Begitu pula sahabat-sahabat Nabi lain yang telah dijamin syurga atas hartanya.

Abu Hurairah sempat berkata; "Utsman bin Affan telah membeli surga dari Rasulullah dua kali; pertama ketika mendermakan hartanya untuk mengirimkan pasukan ke medan perang, Kedua ketika membeli sumber air (dari Raimah)." (HR: Tirmizi)

Usman telah menyumbang 20.000 ribu dirham untuk sumur milik orang Yahudi. Di perang Tabuk, Usman telah berinfak 300 unta dan 1.000 dirham.

Adapula kisah sahabat Abdurrahman bin Auf. Ia berinfak sebanyak dua ratus uqiyah ketika perang Tabuk. Ketika Rasulullah menanyakan apa yang ia tinggalakan untuk keluarganya, jadi Abdurrahman menjawab, "Ada, ya Rasulullah. Mereka saya tinggalkan lebih tidak sedikit dan lebih baik daripda yang saya sumbangkan." "Berapa?" Tanya Rasulullah. Abdurrahman menjawab, "Sebanyak rizki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah."

Allah SWT berfirman:

“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berbagi terhadap mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak bakal dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud[11]: 15-16).

Allah tidak melarang kami mengumpulkan kekayaan, bahkan pasti bakal diberikan Allah apa yang kami inginkan itu, kecuali pahala dan syurga Nya.

Karenanya, Rasulullah Salallahu alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya dunia itu dilaknat, berikut segenap isinya juga dilaknat, kecuali apabila disertai untuk tujuan terhadap Allah SWT.” (Al Hadits).

Nah, pada akhirnya, kaya sangat tidak dilarang. Bahkan dianjurkan apabila itu untuk dakwah dan perjuangan dan berinfaq menolong fakir dan miskin.

Wallahu Ta'ala A'lam Bishawab

Insya'alloh berguna bagi yang mengamalkannya , aamiin !

Wassalamu'alaikumu Warohmatullahi Wabarokaathu.klik disini http://carajadiorangsukseskaya.blogspot.co.id/2015/03/cara-cepat-menjadi-sukse-dan-kaya.html

berjiwa besar

 
hatikuBelajar untuk berjiwa besar dan mengalah itu adalah hal yang sulit bagi sebagian besar orang, apalagi seseorang itu sudah terbiasa memegang kendali atas segala sesuatu. Bagi orang – orang seperti itu mereka cendrung memiliki karakter a little bossy , egois dan tak pernah mau mengakui kesalahan.
Berjiwa besar kita bisa menunjukkan bahwa kita adalah manusia biasa yang tak pernah luput dari kelemahan dan kesalahan, belajar untuk mengakui kelemahan dan kesalahan kita, Berani menghadapi realita walaupun itu sangat memalukan bagi kita karena kondisi tertentu, memaafkan kesalahan orang lain, belajar dari kelemahan dan kesalahan itu sendiri serta tidak pernah menghakimi orang lain.
Sebagai manusia kita semua memiliki ego tetapi kita bisa belajar meminimalkan ego tersebut dengan berjiwa besar dan mengalah. Berjiwa besar dan mengalah bukan berarti kita kalah, tapi dari situ akan menunjukkan seberapa besar kedewasaan kita dalam bersikap. Mengalah juga bukan berarti kita lemah tapi dengan mengalah akan tercermin betapa besar kesabaran dan ketabahan kita dalam menjalani hidup ini. Dan hanya dengan kesabaran, ketekunan, ketabahan, berjiwa besar, kita mampu menjalani kehidupan ini dengan tenang.
Pernahkah kita berpikir dan merenungi buat apa kita adu otot dan memamerkan diri bila itu hanyalah untuk kebanggaan duniawi semata, apa yang kita dapat untuk kekayaan jiwa kita ? absolutly nothing……., yang ada hanyalah kepedihan dikala kebanggaan itu lenyap.
Kita semua memiliki kelemahan dan kekurangan disamping kelebihan yang kebetulan kita punyai, untuk memiliki jiwa besar itu tak mudah dan butuh proses serta waktu yang tak pernah ada habisnya……., dengan berjalannya waktu juga akan membuat kita semakin bijaksana bila kita mau merendahkan diri dan berjiwa besar hanya saja terkadang ego kita sebagai manusia sering kali memberontak untuk berbuat begitu.
Ego itu salah satu sifat yang harus kita kikis sedikit demi sedikit karena banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan hanya karena kita ingin memuaskan ego kita. Ego dapat menjadikan kita manusia yang sombong, angkuh, mau menang sendiri, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, suka menyalahkan orang lain, membuat perasaan kita menjadi tumpul dan membutakan mata hati kita dan ego dapat menyeret kita kepada jurang kehancuran hidup kita.Kalau kita renungi lebih jauh betapa bahayanya bila kita hidup dalam ego yang tinggi dan kita tak menyadarinya. Apalagi dalam era kehidupan sekarang ini dimana rasa induvidualisme yang amat sangat tinggi dalam kehidupan kita sehari – hari. Mungkin setiap hari bahkan setiap jam kita dapat melihat sifat ego yang tinggi itu ada disekitar kita, entah itu dikantor , dijalanan dan dimana tempat kita beraktifitas.
Hanya dengan terus belajar berjiwa besar dan saling mengalahlah kita dapat mengatasi ego tersebut dan bisa hidup dengan hati yang damai.klik disini https://2804lasela.wordpress.com/2009/03/29/belajar-berjiwa-besar-dan-mengalah/

menyerah hanya untuk manusia lemah

menyerah hanya untuk orang lemah
“Saya sudah shalat Tahajud setiap malam, shalat Dhuha setiap pagi dan berdoa panjang lebar, tetapi mengapa saya tidak pernah menjadi orang yang sukses?” Barangkali celetukan nakal seperti ini akan sering kita dengar di tengah masyarakat. Lantas, bagaimana menjawabnya?
Jawabnya, jika akhirat yang Anda jadikan sebagai ukuran kesuksesan, sebetulnya saat ini Anda telah berproses menuju kesuksesan hakiki-sebagaimana telah kita bincangkan pada halaman terdahulu dalam sub -pemnbahasan Standar Kesuksesan dan Kegagalan-, selama Anda mendirikannya secara istiqamah dan Zillah (semata karena Allah). Tetapi, jika dunia yang Anda jadikan ukuran kesuksesan maka ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan Anda tidak pernah menjadi “sukses”.
Pertama, mungkin kualitas shalat Anda yang memang belum sempurna. Anda, cenderung mengira bahwa shalat yang Anda lakukan sudah benar dan sempurna, padahal perkiraan itu keliru. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira mereka telah menegakkan shalat (seutuhnya), padahal tidaklah tertulis baginya kecuali setengah shalat, atau sepertiganya, atau seperempatnya, atau seperlimanya, sampai sepersepuluhnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Untuk itu, mari kita koreksi kualitas shalat masing-masing! Jangan-jangan ibadah kita masih berparadigma “STMJ” (Shalat Terus, Maksiat Jalan). Nah, jika ini yang terjadi, agar semakin dekat dengan Tuhan maka kualitas “S” harus dilejitkan dan intensitas “M” harus diminimalkan hingga mencapai titik yang paling rendah.klik disini https://dewaruci2.wordpress.com/2013/01/08/meraih-kesuksesan-dengan-tahajud-dan-dhuha-2/

solusi kenakalan remaja

Image
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Remaja masa kini banyak sekali tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya serta perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau perilaku yang mengakibatkan bentuk penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan remaja.
Menurut Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
a. Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan maniakal atau defresif.
b. Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya, mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik…..tidak jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan desploritas lebih terarah untukmeminta bantuan.
c. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup penghayatannya .Ia lebih bersifat ‘menerima’dan ‘mengerti’ malahan sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di sekitarnya.
Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya. Perubahan rohani juga timbul,  remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami pertentangan batin dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas. Akibatnya anak berusaha melepaskan diri darikekangan orang tua untuk mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja

Faktor lingkungan merupakan peran utama dalam membantu masa remaja untuk menyelesaikan tugas perkembangannya. Adapun faktor faktor yang dapat menyebabkan munculnya kenakalan remaja adalah Keluarga (rumah tangga), Sekolah, dan Kondisi Masyarakat (lingkungan social).
1.   Keluarga (rumah tangga)
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga sehat atau harmonis (sakinah).

2.  Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku anak di sekolah.
3.   Kondisi Masyarakat (Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain:
Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)
  1.  Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan sampai dini hari
  2. Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
  3. Pengangguran
  4. Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
  5. Wanita tuna susila (wts)
  6. Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan
  7. Perumahan kumuh dan padat
  8. Pencemaran lingkungan
  9. Tindak kekerasan dan kriminalitas
  10. Kesenjangan sosial
 Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)
  1. Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
  2. Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
  3. Kebut-kebutan
  4. Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
  5. Perkosaan
  6. Pembunuhan
  7.  Tindak kekerasan lainnya
  8. Pengrusakan
  9. Coret-coret dan lain sebagainya
Solusi dari Kenakalan Remaja
Sarwono (1998) mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan primer pada setiap individu. Sebelum anak mengenal lingkungan yang luas, ia terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya. karena itu sebelum anak anak mengenal norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, pertama kali anak akan menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di keluarganya untuk dijadikan bagian dari kepribadiannya.
Orang tua berperan penting dalam emosi remaja, baik yang memberi efek positif maupun negative. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua masih merupakan lingkungan yang sangat penting bagi remaja.
Penilitian yang dilakukan BKKBN pada umunya masalah antara orang tua dan anaknya bukan hal hal yang mendalam seperti maslah ekonomi, agama, social, politik, tetapi hal yang sepele seperti tugas-tugas di rumah tangga, pakaian dan penampilan.
Menurut Nalland (1998) ada beberapa sikap yang harus dimiliki orangtua terhadap anaknya pada saat memesuki usia remaja, yakni :
a. Orang tua perlu lebih fleksibel dalam bertindak dan berbicara
b. Kemandirian anak diajarkan secara bertahap dengan mempertimbangkan dan melindungi mereka dari resiko yang mungkin terjadi karena cara berfikir yang belum matang. Kebebasan yang dilakukan remaja terlalu dini akan memudahkan remaja terperangkap dalam pergaulan buruk, obat-obatan terlarang, aktifitas seksual yang tidak bertanggung jawab dll
c. Remaja perlu diberi kesempatan melakukan eksplorasi positif yang memungkinkan mereka mendapat pengalaman dan teman baru, mempelajari berbagai keterampilan yang sulit dan memperoleh pengalaman yang memberikan tantangan agar mereka dapat berkembang dalam berbagai aspek kepribadiannya.
d. Sikap orang tua yang tepat adalah sikap yang authoritative, yaitu dapat bersikap hangat, menerima, memberikan aturan dan norma serta nilai-nilai secara jelas dan bijaksana. Menyediakan waktu untuk mendengar, menjelaskan, berunding dan bisa memberikan dukungan pada pendapat anak yang benar.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Selain semua itu orang tua perlu juga memberikan pelajaran dari dini mengenai betapa pemahaman mengenai agama sangat penting agar ketika beranjak remaja merek bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.klik disini https://kamelia11.wordpress.com/tag/solusi-kenakalan-remaja/