Senin, 19 September 2016

menyerah hanya untuk manusia lemah

menyerah hanya untuk orang lemah
“Saya sudah shalat Tahajud setiap malam, shalat Dhuha setiap pagi dan berdoa panjang lebar, tetapi mengapa saya tidak pernah menjadi orang yang sukses?” Barangkali celetukan nakal seperti ini akan sering kita dengar di tengah masyarakat. Lantas, bagaimana menjawabnya?
Jawabnya, jika akhirat yang Anda jadikan sebagai ukuran kesuksesan, sebetulnya saat ini Anda telah berproses menuju kesuksesan hakiki-sebagaimana telah kita bincangkan pada halaman terdahulu dalam sub -pemnbahasan Standar Kesuksesan dan Kegagalan-, selama Anda mendirikannya secara istiqamah dan Zillah (semata karena Allah). Tetapi, jika dunia yang Anda jadikan ukuran kesuksesan maka ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan Anda tidak pernah menjadi “sukses”.
Pertama, mungkin kualitas shalat Anda yang memang belum sempurna. Anda, cenderung mengira bahwa shalat yang Anda lakukan sudah benar dan sempurna, padahal perkiraan itu keliru. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira mereka telah menegakkan shalat (seutuhnya), padahal tidaklah tertulis baginya kecuali setengah shalat, atau sepertiganya, atau seperempatnya, atau seperlimanya, sampai sepersepuluhnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Untuk itu, mari kita koreksi kualitas shalat masing-masing! Jangan-jangan ibadah kita masih berparadigma “STMJ” (Shalat Terus, Maksiat Jalan). Nah, jika ini yang terjadi, agar semakin dekat dengan Tuhan maka kualitas “S” harus dilejitkan dan intensitas “M” harus diminimalkan hingga mencapai titik yang paling rendah.klik disini https://dewaruci2.wordpress.com/2013/01/08/meraih-kesuksesan-dengan-tahajud-dan-dhuha-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar