Ikhlas merupakan salah satu sikap rela dan tulus dalam melakukan sebuah
amalan atau ketika menerima sebuah musibah, yang dilakukan semata-mata
mencari keridaan Allah SWT. Meski terlihat sederhana, namun tidak semua
manusia bisa menerapkan perasaan ikhlas dalam dirinya. Ini adalah ilmu
tertinggi dalam iman yang tidak digapai dengan mudah. Suatu amal kecil
bisa menjadi besar dengannya. Dan sebaliknya, amalan besar bisa menjadi
kecil dengan ketiadaannya.
Kata Ikhlas berasal dari bahasa Arab ‘akhlasha’ yang berarti bersih,
murni, dan jernih. Seorang ulama besar Yusuf bin Husain rahimahullah
pernah berkata, sesuatu yang paling susah Ia lakukan adalah keikhlasan.
Meski sudah berkali-kali menghilangkan perasaan tidak ikhlas, namun
perasaan tersebut kembali muncul dengan corak yang lain.
Ikhlas juga menjadi indikator diterima atau tidaknya suatu amalan. Allah
tidak menerima amalan seseorang hamba, melainkan jika memenuhi dua
syarat, yaitu ikhlas dan mutaba'atur-rasul (mengikuti sunah Rasulullah
SAW). Bila syarat yang pertama terpenuhi (ikhlas), maka tercapailah
kesahihan batin. Dan, bila syarat yang kedua terpenuhi, maka tercapailah
kesahihan lahir. Bukankah hidup ini singkat, lantas apa yang dicari
kecuali bekal untuk menuju akhirat yang tidak memiliki akhir.
Namun meski sulit untuk diterapkan, bukan berarti keikhlasan tidak bisa
digapai. Bermujahadah, menggerakan semua daya dan upaya untuk
mendapatkannya tetap menjadi keharusan. Lantas bagaiamana cara
menumbuhkan perasaan ikhlas dalam melakukan sesuatu. Berikut ulasannya
enam cara menumbuhkan perasaan ikhlas
1. Selalu Menghadirkan Kebesaran Allah Ta’ala
Cobalah bertanya dalam diri, apa sebenarnya tujuan hidup kita di dunia?
Bukankah jelas Allah menciptakan jin dan manusia semata-mata hanya untuk
menyembah-Nya. Lantas apa yang bisa kita harapkan dari manusia, semisal
Ia bisa memuji terhadap apa yang kita lakukan? Tidak ada, selain justru
menumbuhkan perasaan ria dalam diri yang justru mengurangi pahala dari
Allah SWT.
Munculkanlah perasaan bahwa Allah adalah dzat Maha Besar yang ada di
semesta. Sehingga kita akan terhindar dari perasaan sombong dalam
melakukan sesuatu, pasalanya ada Dzat yang lebih besar dibanding semua
yang kita miliki di dunia ini. Demikian halnya saat menerima suatu
musibah. Allah tidak akan memberikan musibah kecuali sebagai bentuk
kasih sayangnya kepada kita agar kita naik derajat.
2. Berdoa Kepada Allah Agar Diberi Keikhalasan
Rasa merupakan bentuk kasih sayang dan karunia Allah yang disematkan
dalam hati manusia. Jika Dia berkehendak maka Ia akan memberikan ‘rasa’
yang kita minta. Sebaliknya jika Dia menghendaki, mungkin Dia akan
menjauhkan dari ‘rasa’ untuk berbuat baik. Maka dari itu, sebaiknya
berdoa agar diberi perasaan ikhlas saat melakukan suatu amalan atau saat
menerima musibah. Dan sungguh benar apa yang dikatakan Ibnul Qoyyim
rahimahullah, bahwa kehinaan adalah ketika Allah meninggalkan seorang
hamba dengan dirinya sendiri.
3. Mengingat Pahala Keikhlasan
Ikhlas merupakan satu-satunya jalan menuju surga. Tanpa keikhlasan suatu
amal tidak akan diterima, dan tanpanya juga seorang hamba akan
terjerumus ke dalam neraka. Berusahalah untuk mengingat hal ini, ketika
perasaaan tidak ikhlas itu kembali hadir.
Juga selalu mengevaluasi diri dan bersungguh sungguh. Baik sebelum,
ketika, dan setelah beramal. Sebelum memulai, berhentilah sejenak,
tanyakan kepada jiwa kita, apa yang kita ingingkan dengan amalan ini?
Jika yang diinginkannya adalah ridha Allah, atau pahala dari Allah
ta’ala, maka hendaklah seseorang meneruskan amalannya. Namun sebaliknya,
jika ternyata yang diinginkan hal lain selain Allah ta’ala, maka
hendaknya seseorang tidak melanjutkan amalannya sampai meluruskan
niatnya.
Ketika sedang beramalpun tetaplah melihat hati kita, jangan sampai
berubah niatnya, jika kemudian muncul niat lain selain Allah, maka
segera palingkan kepada Allah ta’ala. Begitu juga setelah beramal.
Jangan sampai muncul keinginan untuk diketahui oleh manusia, hingga
kemudian menceritakan amalannya sambil berharap pujian dari mereka.
4. Memperbanyak Ketaatan
Taat merupakan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan
memperbanyak melakukan ketaatan, hati kita terbiasa dekat dengan Allah.
Sehingga saat melakukan sesuatu yang teringat hanyalah Allah SWT.
5. Tidak Takjub dengan Diri Sendiri
Takjub dengan diri sendiri, membuat kita menyekutukan Allah dengan diri
sendiri. Seakan akan dia telah berjasa kepada Allah dengan amalannya.
Padahal, hakekatnya justru sebaliknya. Seorang bisa beramal merupakan
taufik dari Allah ta’ala. Ujub kepada diri sendiri sebagaimana halnya
syirik dapat menghapus amalan, sebagaimana yang disampaikan Imam Nawawi
Rahimahullah.
6. Bergaul dengan Orang-Orang Ikhlas
Ikhlas memang rahasia antara manusia dan Rabb-Nya. Namun demikian,
manusia bisa merasakan rekan atau saudaranya melakukan sesuatu dengan
ikhlas atau tidak. Bergaul lah dengan mereka yang anda rasa memiliki
ilmu ikhlas ini. Dengan harapan bisa berqudwah dan mengikuti mereka
dalam keikhlasan.
Ikhlas adalah ilmu yang begitu mahal, mendapatkannya pun kita harus
berperang dengan hawa nafsu dalam diri. Maka dari itu, mulailah untuk
belajar menerapkan perasaan ini sedikit demi sedikit hingga akhirnya
kita terbiasa. Semoga Allah selalu menyirami hati kita dengan perasaan
ikhlas. Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah membaca.klik disini http://www.infoyunik.com/2015/06/enam-cara-menumbuhkan-perasaan-ikhlas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar