Senin, 03 Oktober 2016

belajar ikhlas sulit tapi bukan tidak mungkin

Belajar Ikhlas, Sulit Tapi Bukan Tidak Mungkin!!!

"Engkau bisa menikahi anakku jika kau telah menguasai ilmu ikhlas." Tentu bagi yang pernah menonton sinetron realigi "Kiamat Sudah Dekat" masih ingat dengan dialog yang diucapkan Dedi Mizwar yang memerankan tokoh ayah kepada seorang pemuda yang simpati terhadap anak gadisnya. Tanpa bermaksud mengenyampingkan maksud dari tim skenario maupun sutradara, menjadi orang yang ikhlas (mukhlis) memiliki keutamaan yang demikian penting dalam islam, itulah sebabnya ikhlas dijadikan sebagai bahasan  pertama dalam buku "Tazkiyatun Nafs" karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ibnu Rajab Al Hambaly dan Imam Al-Ghazali.
Sebuah kisah, ada seseorang yang selalu menunaikan shalat di shaf pertama. Suatu ketika ia terlambat dan ia shalat di shaf kedua. Lalu ia diliputi rasa malu karena dilihat orang banyak. Dari sini ia tahu bahwa selama ini ketenangan hatinya dalam melaksanakan shalat di shaf pertama selama ini disebabkan oleh pandangan orang-orang kepadanya.
"Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepada-Nya, lagi bersikap lurus" (Q.S Al-Bayyinah:5)
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala? Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa." Orang tadi mengulangi pertanyaannya tiga kali dan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pun tetap menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa." Lalu beliau bersabda'
"Sesungguhnya Allah subhanallah wa ta'ala tidak menerima suatu amal, kecualli jika dikerjakan murni karena-Nya dan mengharapkan wajah-Nya." (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i dengan sanad jayyid/bagus).klik disini http://tarbiyahkehidupan.blogspot.co.id/2010/10/belajar-ikhlas-sulit-tapi-bukan-tidak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar